MANADO – Bupati Bolaang Mongondow (Boltim) Sam Sachrul Mamonto tampil meyakinkan dalam seminar yang membahas isu internasional serta peluang dan tantangan Indonesia saat menjadi ketua negara-negara ASEAN, di Kampus FISIP Unsrat, Rabu (31/08/2022). Bahkan Ketua Pusat Studi ASEAN Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Michael Mamentu mengungkapkan rasa bangganya kepada Bupati Boltim yang tidak lain adalah salah satu muridnya.
Menurut Mamentu, tidak semua kepala daerah memiliki kemampuan dalam dalam membahas isu-isu internasional. Kata Mamentu, dengan diundangnya Sachrul sebagai narasumber, menandakan bahwa yang bersangkutan memiliki wawasan luas dan sangat paham dengan isu-isu internasional, terutama peran negara-negara ASEAN serta peluang dan tantangan.
“Ini adalah ajang untuk menguji intelektual para narasumber terutama Bupati Boltim, karena yang menjadi peserta dan penanya adalah rata-rata para dosen yang bergelar doktor, tapi beliau mampu menjelaskan dengan cara yang sangat memuaskan,” ungkapnya.
Seminar dengan tema pengembangan dan pertumbuhan ekonomi daerah, serta kemampuan dan kebutuhan daerah perbatasan Sulut dalam menghadapinya tersebut, digagas oleh Unsrat dan digelar di Aula FISIP Unsrat Manado.
Kegiatan tersebut adalah yang pertama kalinya digelar Unsrat dengan melibatkan kepala daerah sebagai narasumber. Bupati Boltim Sachrul Mamonto, satu-satunya kepala daerah yang diundang sebagai narasumber dalam seminar dengan tema Prospek Kekuatan Indonesia di ASEAN tahun 2023.
Selain Sachrul, narasumber lain yang turut hadir diantaranya, Director of Foregin Policy Community of Indonesia Dino Pati Djalal selaku, Direktur Eksekutif ASEAN Study Center-Universitas Indonesia Edy Prasetyo, dan Franky Rengkung selaku Dosen tetap pada Program Studi Ilmu Politik FISIP Unsrat.
Sachrul, mantan wartawan Posko Manado ini dengan lugas mengupas tentang peluang dan tantangan indonesia saat menjadi ketua ASEAN. Sachrul menilai, bahwa Indonesia menjadi Ketua ASEAN saat dunia sedang mengalami ketidakstabilan.
Salah satu contoh perang antara Rusia dan Ukraina yang secara langsung berpengaruh terhadap ekonomi dunia, ketegangan di Tiongkok serta kudeta militer di Myanmar.
Ditambah lagi dengan persoalan maha berat di tahun 2023 sampai 2024, Indonesia akan mengelar pemilihan umum (Pemilu) secara serentak.
“Ini menjadi pekerjaan yang berat, tapi indonesia tetap harus mampu menunjukan kemampuannya sebagai negara yang mampu memfasilitasi semua negara-negara anggota ASEAN serta Indonesia menunjukan sikap netral dan tidak boleh terlibat blok tertentu di negara-negara ASEAN,” ujarnya.
Soal peluang ekonomi, Sachrul juga mengungkapkan bahwa tahun 2017 lalu, Presiden Jokowi telah melakukan pertemuan untuk membahas eksport-import ekonomi antara negara Philipina dan Indonesia dengan cara rool on roll of, General santos/Davao menuju Bitung yang juga adalah gerbang pasifik, dan masuk Alki (Arus Laut kepulauan Indonesia 3), namun terhambat karena adanya birokrasi yang berbelit-belit, hingga pembicaraan itu gagal. Menurut Sachrul, hal ini yang harus diperbaiki lagi, terutama dari sisi aturan serta birokrasi.(red)