Tetap Laksanakan Pelayanan Kesehatan
DIPACU: Gambar rencana gedung RSUD tipe B Sulawesi UtaraMANADO — Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe B Sulawesi Utara di bilangan Bethesda Manado akan dipercepat. Rencana selesai Desember 2020, akan dipacu hingga September 2020.
“Sesuai kontrak, sebenarnya sampai Desember 2020 tapi Pak Gubernur (Olly Dondokambey) minta sebisa mungkin September 2020 bangunannya sudah selesai,” ungkap Penanggungjawab pembangunan fisik RSUD Sulut Hengki Manumpil, akhir pekan lalu.
Menurut Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Sulut ini, percepatan pembangunan memiliki kendala. Antara lain di area tersebut pelayanan kesehatan oleh dua rumah sakit: RSUD untuk pasien umum dan pasien kejiwaan di RSJ Ratumbuysang masih seperti biasa.
“Mobilisasi material sudah pasti mengganggu aktivitas pelayanan. Makanya, pengawasan manajemen konstruksi pekerjaan di areal tersebut sangat ketat,” ujarnya.
Dia menambahkan, kontraktor (PT. Pembangunan Perumahan), konsultan, dan Pemprov Sulut juga sudah menetapkan untuk penggalian pondasi sudah menggunakan bor pile, dan tak lagi pakai tiang pancang.
“Kalau pakai tiang pancang sudah pasti ribut, dan mengganggu pelayanan kesehatan khususnya para pasien jiwa yang tinggal di kamar pelayanan,” ungkapnya. “Bisa dibayangkan gangguannya karena ada 300 lebih tiang yang harus dipancang. Makanya tampak aman-aman saja karena sudah pakai bor pile,” tambahnya.
Saat ini, kata dia, pekerjaan masih fokus pada bor pile tiang pancang untuk pondasi. Dari 300-an tiang yang dibor, sudah terpasang lebih dari separuh. “Kami juga terus melakukan koordinasi, dan rapat teknis, untuk percepatan pekerjaan sesuai permintaan Pak Gubernur,” ungkap Manumpil sebelum menggelar pertemuan dengan pihak kontraktor, akhir pekan lalu.
Sekadar referensi, pembangunan rumah sakit yang dibiayai pinjaman PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) (persero) itu menelan anggaran Rp290,51 miliar. Groundbreaking dilakukan Gubernur Olly Dondokambey pada 23 Oktober 2019 lalu.
RSUD itu dibangun di lahan Pemprov Sulut seluas 38.800 meter persegi. Bangunan RSUD memiliki luas total 38.002 meter persegi dengan pelaksanaan pembangunan dilakukan dalam 2 (dua) tahap.
Tahap pertama pembangunan gedung utama/gedung tower sebanyak 11 lantai dan helipad dilantai 11. Gedung utama berfungsi sebagai ruang IGD, ruang perawatan dan ruang tunggu dengan luas total 33.570,4 meter persegi.
Adapun sisanya berupa gedung management, rumah duka serta landscape/area parkir dan taman.
Rumah sakit ini dibangun dengan klarifikasi tipe B dan mempunyai daya tampung sebanyak 400 pasien yang terdiri dari: Ruang IDG, Ruang ICU, Area hemodialisa umum dan isolasi, Ruang VIP dan VVIP, ruang perawatan kelas 1, ruang perawatan kelas 2, ruang perawatan kelas 3. Pelayanan untuk ginjal, hipertensi dan diabetes.
Menurut Gubernur Olly pembangunan RSUD Sulut merupakan upaya untuk mewujudkan sarana pelayanan kesehatan promotif dan preventif bagi masyarakat. Menurutnya, eksistensi rumah sakit merupakan representasi pengembangan sumber daya kesehatan masyarakat, serta memiliki fungsi yang sentral dalam konteks pembangunan berkelanjutan.
Lanjut Olly, keberadaan RSUD Sulut juga mendukung pembangunan sektor pariwisata di Sulut. “Salah satu syarat kalau Sulut menjadi daerah tujuan wisata bagi para turis tentu kita harus mempunyai rumah sakit yang reperesentatif untuk digunakan,” tutur Olly.(oio)