MANADO – Kesetaraan gender di Sulut pada prinsipnya sudah tidak menjadi masalah lagi. Namun kesetaraan gender ini diharapkan diikuti dengan tidak terjadi lagi kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Saya mengapresiasi keberadaan perempuan di Sulut. Sebab, perempuan menempati posisi yang strategis pada semua aspek, baik itu politik, pemerintahan maupun swasta,” kata Wagub Sulut Steven Kandouw, saat membuka talkshow yang dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah (DP3AD) Provinsi Sulut, di Atrium Mantos 3, Sabtu (12/03/2022) sore.
“Sekarang ini di Sulut ada tiga kepala daerah perempuan. Belum lagi di Pemprov Sulut, banyak pejabat perempuan. Di swasta, banyak perempuan yang menduduki jabatan strategis,” ujar Wagub pada talkshow dengan tema ‘Lawan Tabu, Perempuan Berani Bersuara’ itu.
Namun demikian, perempuan yang sudah eksis di Sulut jangan lagi dihantui dengan kekerasan terhadap perempuan yang lain. “KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang dialami kaum perempuan, relatif masih cukup signifikan. Artinya masih banyak kasus KDRT. Belum lagi di-labeling maupun ketidaksamaan terhadap hak-hak yang dialami kaum perempuan di Sulut,” ujar Kandouw.
Wagub juga mengajak semua pihak untuk memerangi dan mengantisipasi lebih lanjut terkait kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Bukan hanya tugas pemerintah, tapi semua komponen masyarakat,” tegasnya.
Wagub pun berharap resonansi dari kegiatan ini dapat sampai ke kabupaten/kota. “Itu penting untuk menyamakan persepsi dalam mencegah atau mengantisipasi terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Termasuk juga upaya pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi,” katanya.
Wagub juga menyinggung sejumlah pemerintah daerah di Sulut yang belum mempunyai Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah (P3AD).
“Ini tentunya juga harus jadi perhatian supaya 15 kabupaten/kota di Sulut semuanya ada Dinas P3A. Harapan saya, lewat kegiatan ini dapat meng-endorse dan men-drive agar supaya budaya kita betul-betul kondusif gender, partisipasi hak, dan lainnya,” tandasnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah (P3AD) Provinsi Sulut dr Kartika Devi Kandouw-Tanos MARS mengatakan, talkshow ini digelar DP3AD dalam rangka Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day) tahun 2022.
Dr Devi Tanos menjelaskan, talk show tersebut bertujuan memberikan pemahaman bagi semua pihak dalam upaya meredam kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Dalam talk show semua narasumber memberikan pandangannya soal tema ‘Lawan Tabu, Perempuan Berani Bicara’,” tuturnya.
Menurutnya, era sekarang ini perempuan harus dituntut bersikap berani. Yakni berani bersuara dan berani berkreasi.
“Selain itu perempuan juga harus mandiri. Dinas P3A Sulut terus mendorong program-program pemberdayaan perempuan dalam hal ekonomi. Begitu juga respon terkait sejumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dilaporkan,” imbuhnya.
Talkshow ini turut dihadiri Dirut Bank SulutGo Revino Pepah, Rektor Unima Prof Dr Deitje A Katuuk MPd. Talkshow juga menghadirkan sejumlah narasumber di antaranya Kepala DP3AD Sulut dr Kartika Devi Kandouw-Tanos MARS, Ketua Badan Kehormatan DPRD Sulut Sandra Rondonuwu, Dekan Fakultas Teologi IAKN Pdt Anita Tuelah, LSM Suara Parangpuan Vivi George, dan Pemimpin Divisi Pengembangan BSG Meiske Kumurur, serta Sekretaris Ikatan Nyong Noni Sulut Felix Palenewen sebagai moderator.(red)