Scroll untuk baca berita terbaru
unsrat t2
Bisnis dan EkonomiInfrastrukturManadoNasionalPemerintahanPublikSulut

BPPW Sulut Kebut Proyek MBW dan Bunaken Village 2

2116
×

BPPW Sulut Kebut Proyek MBW dan Bunaken Village 2

Sebarkan artikel ini

Target Selesai September 2024

MANADO, gosulut.com – Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Utara menggenjot pekerjaan pembangunan Manado Beach Walk (MBW) 2 di pantai Malalayang Dua dan Bunaken Village 2. BPPW Sulut, sesuai perjanjian dengan kontraktor, proyek direktif atau penugasan Presiden RI Joko Widodo itu akan selesai akhir September 2024.
Pantauan gosulut.com di lapangan, pekerjaan dilaksanakan di semua item pekerjaan. Seperti penyelesaian infrastruktur kawasan, taman bermain anak, jembatan pejalan kaki, view deck, restoran, toilet dan bilas, wedding hall, balai bengong, kios, menara wisata, tugu jam, diving center, utility kawasan, dan laiinya.
“Pekerjaan tidak pernah berhenti sepanjang hari. Komitmen pelaksana bahwa seluruh shift digunakan untuk penyelesaian pekerjaan. Makanya, pekerjanya sudah lebih banyak karena seluruh shift dijalankan,” ungkap Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Kawasan Permukiman BPPW Sulut, Jubelino Legi, saat ditemui di lokasi.
Dijelaskan juga, sesuai kontrak dengan pelaksana, PT Wisana Matrakarya, pelaksanaan dimulai 24 Oktober 2023 hingga 30 Juni 2024. Sementara hingga saat ini, Agustus 2024, pekerjaan masih berlangsung.
“Sudah ada adendum perpanjangan kontrak hingga akhir September. Tapi perpanjangan waktu itu sudah terkena denda sesuai PMK (Peraturan Menteri Keuangan). Tidak gratis,” tukasnya.
Legi juga menyatakan optimismenya soal di sisa waktu ini pekerjaan akan rampung sesuai kontrak. “Iya, waktunya masih ada hampir dua bulan. Jika kondisinya seperti sekarang, kami yakin akhir September sudah selesai,” ujarnya.
Legi mengungkapkan, untuk item pekerjaan khusus kios dan restoran, sesuai kontrak hanya sampai di struktur dan finishing struktur tersebut.
“Karena yang menentukan kios-kios itu akan diapakan adalah pengelolanya. Kalau kami sudah bangun dindingnya, takutnya akan dibongkar lagi oleh pengelola karena tidak sesuai konsep mereka. Jadi, apakah akan didinding beton atau kaca, nanti pengelola yang bikin. Di kontrak seperti itu,” katanya, menegaskan.
Sementara Kepala BPPW Sulut Nurdiana Habibie menjelaskan, setelah selesai dibangun, fasilitas tersebut akan diserahkan ke Pemerintah Kota Manado untuk pengelolaanya.
“Aset-aset yang kami bangun nanti ada prosesnya untuk penyerahan ke Pemkot Manado. Prosesnya di Kementerian PUPR dan Kementerian Keuangan. Saat selesai nanti, penyerahan baru pengelolaan,” ungkapnya.
Nurdiana menambahkan, pembangunan MBW 2 bersama Bunaken Village 2 ini merupakan perintah Presiden Joko Widodo bersama beberapa proyek lainnya. Seperti Renovasi Pasar Airmadidi, Minahasa Utara; Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Manado, serta Asrama Brimob dan SPN Sulut.
Nurdiana menjelaskan eksistensi obyek wisata dia suatu daerah, seperti MBW dan Bunaken Village, akan sangat menguntungkan. Antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup masyarakat dan memperluas kesempatan kerja, meningkatkan rasa cinta lingkungan, serta melestarikan alam dan budaya setempat.

Wali Kota Manado Andrei Angouw saat meninjau pekerjaan MBW 2, 5 Agustus lalu

Ditambahkan, permasalahan yang sering terjadi pada pengelolaan pariwisata selain penurunan kualitas lingkungan dan keberadaan sarana dan prasarana yang kurang memadai, adalah kurangnya integrasi antara masyarakat sekitar dengan kawasan pariwisata itu sendiri. Hal ini disebabkan karena manfaat yang dihasilkan dari keberadaan kawasan pariwisata tersebut belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat dan menyebabkan kurangnya rasa memiliki terhadap kawasan pariwisata tersebut.
“Kami berharap, kehadiran fasilitas pariwisata Proyek Strategis Nasional ini akan menjadi solusi permasalahan ini,” kata Habibie.
Sehingga, tambahnya, pentingnya pengembangan obyek wisata akan berpengaruh pada keberlanjutan obyek wisata tersebut. Dalam konsep pariwisata berkelanjutan harus memenuhi syarat ekonomi, sosial dan budaya, dan lingkungan itu sendiri.
Dengan konsep keberlanjutan ini ekowisata bisa dijadikan acuan dalam pengembangan suatu obyek wisata pantai,” ujarnya.
Sekadar informasi, proyek berbanderol Rp107 miliar (MBW 2 dan Bunaken Village 2) itu ditetapkan waktu pengerjaannya ‘hanya’ delapan bulan. Hal ini beda dengan MBW dan Bunaken Village tahap 1 yang waktu pengerjaannya sesuai kontrak, dua tahun lebih: kontrak mulai 20 Oktober 2020 dan diresmikan Presiden Joko Widodo 20 Januari 2023.
Untuk proyek MBW 2, penataan kawasannya memanjang 850 meter dari depan Terminal Malalayang hingga SPBU Malalayang. Sedangkan untuk Bunaken Village 2 meliputi pekerjaan dermaga, view deck, follie, dan sejumlah infrastruktur di dalam perkampungan Bunaken.(red)
Peliput/Editor: Bahtin Razak