HeadlinePilihan EditorTomohon

Jelang TIFF, Petani Bunga Tomohon Dikecewakan

3571
×

Jelang TIFF, Petani Bunga Tomohon Dikecewakan

Sebarkan artikel ini

Pemerintah Kota Tomohon Tambah Catatan Buruk di Mata Petani Setelah Tak Tersedianya Pupuk Bersubsidi

Tomohon, TIFF, krisan
Jelang TIFF, petani di Kota Tomohon kembali dikecewakan

TOMOHON—Kemeriahan dan gaung Tomohon International Flower Festival (TIFF) yang katanya salah satu iven pariwisata terbesar di Indonesia ternyata berbanding terbalik dengan perasaan para petani bunga saat ini di Kota Bunga.

Betapa tidak, bunga yang ditanam kurang lebih 400 ribu tangkai khusus untuk Bunga Krisan, hingga tiga hari menjelang pelaksanaan TIFF tidak ada kejelasan apakah akan digunakan atau tidak. Dengan demikian, kekecewaan petani setelah pupuk bersubsidi yang tidak ada alias kosong di tahun 2024 akibat kelalaian pemerintah kota bertambah.

Hal itu terungkap dalam rapat antara pemerintah Kota Tomohon melalui Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, Ketua Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo) Kota Tomohon, dan petani bunga Senin (5/8/2024).

Padahal, hingga H-7 TIFF, bunga-bunga yang ditanam petani diawasi terus oleh penyuluh pertanian agar tidak dijual kepada florist atau siapa saja yang mau membelinya, kendati sudah banyak yang ingin membeli bunga-bunga tersebut.

Alangkah terkejutnya para petani setelah dalam rapat, pemerintah kota melalui Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Dr Karel Lala mengatakan tidak menjamin jika bunga-bunga tersebut akan terserap semua untuk TIFF. Malah menganjurkan agar para petani menjualnya saja bunga-bunga yang ditanam tersebut.

Alasannya, yang akan tampil dalam Tournament of Flower (ToF) yang merupakan agenda utama TIFF hanya 14 float, yakni 9 kendaraan besar dan 5 kendaraan kecil.

Untuk kebutuhan bunga krisan kendaraan besar, sekira 8 ribu tangkai. Jika dikalikan 9 berarti hanya sekira 72 ribu tangkai. Sementara untuk kendaraan kecil, kebutuhan bunga krisan sekira 4 ribu tangkai. Dikalikan 5 berarti ada sekira 20 ribu tangkai. Kebutuhan total bunga krisan untuk 14 float sekira 92 ribu tangkai atau dibulatkan saja 100 ribu tangkai. Nah, yang 300 ribu tangkai mau dikemanakan? Belum lagi jenis bunga lain seperti aster, gladiol, kerklely, picok, dan lainnya.

‘’Ini sangat meresahkan dan membuat kami kecewa,’’ kata sejumlah petani bunga yang hadir dalam rapat tersebut seraya berharap ada solusi lain dari Pemerintah Kota Tomohon.

Jacob Lala, salah seorang petani bunga yang hadir dalam rapat kemudian mengusulkan agar bunga yang tidak digunakan dicarikan solusi seperti digunakan dalam pawai pembangunan, pembuatan karpet atau apalah seperti tahun 2008 lalu saat stok bunga berlebihan.

Petani lainnya Ny Supit-Lasdi mengusulkan supaya adil, yang dapat float membeli sebagian dari bunga yang tidak terpakai yang ada pada petani yang tidak mendapat float.

Sementara Arnold Langitan mengungkapkan rasa kecewanya dengan kondisi yang ada saat ini. ‘’Kalau tahu begini, dari waktu lalu ada yang mau membeli bunga krisan, sudah kami jual kepada mereka. Banyak yang ingin membeli tapi kami tolak demi suksesnya TIFF,’’ kesalnya.

Arnold mengaku sudah bertahun-tahun menanam bunga, menjadi petani bunga, namun mendapat perlakuan tidak adil dari pemerintah. Justru yang diperhatikan adalah mereka yang tidak menanam. ‘’Pasti kios-kios bunga tak akan sanggup membeli bunga yang kami tanam ini,’’ ketusnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tomohon Dr Karel Lala ketika dikonfirmasi wartawan tentang masalah ini belum memberikan tanggapan. ‘’Saya masih rapat di Bank Sulut,’’ katanya. (red)