TOMOHON—Sebagai figur santun, cerdas, dan merakyat, sehingga menjadikan Ir Miky Junita Linda Wenur MAP (MJLW) sebagai figur yang paripurna, membuat banyak kalangan menilai layak memimpin Kota Tomohon lima tahun ke depan (2024-2029).
Miky Wenur disebut-sebut sangat dibutuhkan masyarakat Kota Tomohon untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Sejumlah tokoh masyarakat Tomohon seperti Frets H Keles ST, Billy Parera SE, dan Ferry Runtuwene SH menilai, dengan ketokohan dan sebagai figur paripurna, Miky Wenur sangat layak memimpin Kota Tomohon.
Senada diungkapkan tokoh perempuan Feybie Simbar,dari Tomohon Barat. Menurutnya, saatnya Kota Tomohon dipimpin oleh figur perempuan. Da, saat ini ada pada Miky Wenur.
‘’Sudah terbukti dan teruji melayani dan mengabdi tanpa melihat status sosial, agama, golongan, etnis, sub etnis dan warna warni politik,’’ katanya.
Sementara tokoh perempuan muda dari Tomohon Utara Cindy Rantung SH MH mengatakan, Wewene Tou Mu’ung yang santun, cerdas, merakyat , yakni Miky Wenur tidak diragukan lagi memimpin Kota Tomohon lima tahun ke depan.
Cindy yang juga akademisi mengaku sangat kenal dengan dengan Miky Wenur. Selain dalam kiprah dan prestasi di bidang politik dan olahraga, Kartini masa kini tersebut memberikan diri dalam pelayanan gereja.
Tiga periode sebagai Sekretaris Komisi Wanita/Kaum Ibu Sinode GMIM. ‘’Saya tahu persis, karena ketika Ibu Miky Wenur menjabat Sekretaris W/KI Sinode GMIM, saya juga saat itu menjabat Asisten Bendahara Komisi Pemuda Sinode GMIM,’’ kata Cindy.
Baginya, Miky Wenur yang santun dalam bertutur kata, berkomunikasi, menghormati orang lain termasuk orang tua, lansia, menghargai aspirasi dan potensi generasi milenial.
Miky Wenur juga pernah menjadi tenaga pendidik sebagai dosen, terbukti dan teruji kepemimpinan dan manajemennya sebagai Pimpinan dan Anggota DPRD, Ketua KONI, Ketua Perbakin, Bunda PAUD, Komisi Wanita/Kaum Ibu GMIM baik aras jemaat, wilayah hingga sinode.
Dalam kesehariannya, Miky Wenur terus disibukkan dalam pelayanan sosial kemasyarakatan. Berjumpa dengan jemaat, umat, masyarakat tanpa membeda-bedakan status sosial, agama, golongan, etnis, sub etnis, dan warna warni politik. (red)
