MANADO, gosulut.com – Menyikapi cuaca tiga hari belakangan dengan hujan sepanjang hari, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi 1 Manado menerbitkan peringatan. Lewat press release yang dikeluarkan pada 22 Maret 2025 pukul 17.00 Wita, BWS Sulawesi 1 meminta masyarakat Kota Manado untuk siaga.
Dalam press release itu, BWS Sulawesi 1 melansir informasi bahwa sejak Jumat (21/03/2025) pukul 22.08 Wita, tadi malam, Bendungan Kuwil Kawangkoan sudah spill out. Artinya, daya tampung bendungan yang membendung air Sungai Tondano dari hulu itu sudah melebihi kapasitas tampungan maksimal 26,86 Juta M3 (meter kubik), pada elevasi atau ketinggian air +100,2 meter dpl.
“Di bagian hulu, Tondano dan sekitarnya hujan terus sehingga pasokan air dari hulu masih terus masuk sebagai inflow ke Bendungan Kuwil Kawangkoan sehingga otomatis air akan keluar atau spill out melalui ambang pelimpah atau spillway di bagian samping kiri bendungan,” ungkap Kepala BWS Sulawesi I Sugeng Harianto melalui Kepala Seksi Pelaksanaan Allanos Kawengian kepada www.gosulut.com, sore ini. “Kami juga sudah terbitkan rilis resmi terkait hal ini, barusan,” tambahnya.

BWS Sulawesi 1, katanya, telah mengeluarkan imbauan dan peringatan kepada masyarakat di sepanjang aliran Sungai Tondano di Kota Manado terus berposisi siaga.
“Karena masih ada potensi hujan lebat di catchment area (daerah tangkapan) di bagian hulu Bendungan Kuwil Kawangkoan. Setiap kondisi terkini juga kami laporkan kepada para pihak terkait,” ungkapnya.
Allanos menjelaskan, selama ini aliran air dari hulu Sungai Tondano sudah terbendung sehingga debit air yang masuk ke Sungai Tondano yang menuju ke Teluk Manado sangat minim dengan debit terukur melalui pintu air. Sehingga, sejak diresmikan pada 19 Januari 2023 oleh Presiden RI Joko Widodo, Bendungan Kuwil Kawangkoan di Minahasa Utara telah mereduksi atau mengurangi air penyebab banjir di Manado hingga 2,3 juta M3.
“Kalau tidak ada bendungan itu, kondisi banjir di Manado saat ini lebih parah dari sebelum-sebelumnya,” ujarnya.
BANJIR DI MANADO SEBELUMNYA
Sekadar diketahui, pada 27 Januari 2023 (atau sepekan setelah diresmikan) Kota Manado sempat dilanda banjir yang menggenangi beberapa wilayah seperti Tuminting, sebagian Singkil, dan sebagian Wenang.
Atas kejadian itu, Kementerian PUPR menurunkan tim yang dipimpin Direktur Sungai dan Pantai (saat itu) Ir Bob Lombogia, untuk mengecek dan menganalisa penyebab banjir. Lombogia yang juga mantan Kepala BWS Sulawesi 1 itu mengungkapkan area pelayanan dari Bendungan Kuwil yakni sungai Tondano relatif tidak meluap.
Dijelaskan mantan Dirjen Sumber Daya Air (SDA) ini, kondisi itu bisa terjadi karena Bendungan Kuwil berhasil mereduksi air pada saat hujan pada 27 Januari 2023 itu sampai 96 M3 per detik atau total 2,3 juta M3. Sehingga mampu membantu meminimalisir terjadinya dampak banjir yang lebih parah.
“Bayangkan kalau 2,3 juta meter kubik itu tidak tertahan di Bendungan Kuwil dan mengalir ke Kota Manado, pasti lebih parah dari banjir Januari 2024,” ucap Lombogia yang kini dipercayakan sebagai Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PU.
Kenapa demikian? Bob memaparkan data bahwa saat banjir di Kota Manado yang terjadi Januari 2014 silam, curah hujannya 146-215 mm per hari. Sementara banjir yang terjadi pada 27 Januari 2023, curah hujannya 330 mm per hari.
“Artinya curah hujan yang terjadi saat itu jauh lebih tinggi dari curah hujan yang terjadi saat banjir di 2014,” jelasnya.(bahtin)