Scroll untuk baca berita terbaru
Example 325x300
325x300
Bisnis dan EkonomiPemerintahanPertanianSangihe

Lenganeng Jadi Kampung Pertama di Sangihe Panen Nilam, Dihadiri Bupati dan Wakil Bupati

718
×

Lenganeng Jadi Kampung Pertama di Sangihe Panen Nilam, Dihadiri Bupati dan Wakil Bupati

Sebarkan artikel ini

SANGIHE, gosulut.com – Bupati Kepulauan Sangihe Michael Thungari bersama Ketua TP PKK Sangihe Ny. Cherry Thungari Soeyoenus serta Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Tendris Bulahari yang didampingi Wakil Ketua TP PKK Sangihe Ny Agnes Bulahari Walukow, menghadiri panen perdana tanaman nilam di Kampung Lenganeng, Kecamatan Tabukan Utara, Sabtu (8/3/2025).

Panen ini merupakan hasil dari budidaya tanaman nilam milik petani Lakuminang Masihor yang ditanam di lahan seluas 0,25 hektar dengan jumlah sekitar 3.000 pohon. Dalam kesempatan tersebut Bupati Michael Thungari menegaskan bahwa nilam kini menjadi tren karena memiliki potensi ekonomi yang besar. Ia berharap harga nilam terus membaik agar petani memperoleh keuntungan yang optimal.

“Hari ini kami hadir untuk panen nilam, tanaman yang sedang viral karena potensi ekonominya yang luar biasa. Kami berharap harga nilam semakin baik agar biaya produksi sebanding dengan harga jualnya. Aspirasi masyarakat sudah kami dengar, dan kami mendorong dinas terkait untuk berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat guna memperoleh informasi terbaru terkait proses produksi hingga pemasaran yang lebih efisien dan efektif,” ujar Bupati.

Menurutnya ketersediaan bibit nilam bukan menjadi kendala utama karena tanaman ini mudah diperbanyak. Namun, edukasi kepada masyarakat tetap diperlukan agar proses budidaya dan pengelolaan hasil lebih maksimal.

“Bibit nilam tidak sulit diperoleh karena mudah diperbanyak. Tantangan kita sekarang adalah bagaimana meningkatkan keuntungan bagi petani. Masyarakat Sangihe sejatinya sudah terbiasa bercocok tanam, tetapi jika ada peluang ekonomi yang menjanjikan, tentu akan mereka manfaatkan. Yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana meningkatkan nilai ekonomi tanaman ini,” tambahnya.

Disentil terkait prioritas pemerintah dalam pengembangan tanaman bernilai ekonomi tinggi atau ketahanan pangan, Bupati Thungari menegaskan bahwa keduanya akan berjalan seiring.

“Kita akan menyesuaikan dengan potensi daerah masing-masing, apakah lebih cocok untuk pengembangan nilam, hortikultura, atau tanaman pangan lokal. Masih banyak lahan kosong di Sangihe yang bisa dimanfaatkan. Misalnya, nilam dapat ditanam di bawah pohon kelapa, cengkeh, atau pala, sementara hortikultura membutuhkan perhatian khusus. Pembagian kelompok petani akan menjadi kunci dalam pengembangannya,” ujar Thungari.

Bupati juga menekankan bahwa keseriusan, tanggung jawab, kerja keras, dan keuletan sangat dibutuhkan dalam pertanian. Ia berharap momentum panen perdana ini dapat menjadi motivasi bagi masyarakat, serta harga nilam tetap stabil di pasaran.

Sementara itu, Lakuminang Masihor, petani yang mengelola lahan nilam tersebut, menjelaskan bahwa tanaman nilam yang ditanamnya menggunakan pupuk kandang pada awal pertumbuhan. Selanjutnya, setelah memasuki usia 40 hari, ia mulai menggunakan pupuk organik untuk meningkatkan hasil panen.

“Dengan pola panen pertama setelah enam bulan, kemudian berikutnya setiap tiga bulan, satu lahan bisa dipanen sebanyak enam hingga tujuh kali,” ungkapnya. (d’frendy)