MANADO, gosulut.com – Seorang pengendara motor terhenti di pintu keluar pos parkir motor Pelabuhan Manado, Selasa 3 Desember 2024 siang. Di luar bangunan pos parkir, petugas pos parkir berbicara dengan pria paruh baya pengendara motor ini.
“Om, ada seribu? Om pe biaya parkir empat ribu. Kita mokase pulang dua ribu pa om, kalo om ada seribu. Soalnya kita ndak ada doi seribu (Om, punya uang seribu? Biaya parkirnya empat ribu. Saya mau kembalian dua ribu, kalau om punya seribu. Soalnya saya tak punya uang seribu),” kata lelaki muda ini.
Pengendara motor ini sudah menyerahkan selembar uang Rp5.000 kepada petugas pos parkir. “Yah, ndak ada, Nyong. Biar jo, ndak usaha kase pulang tu seribu. (Yah, tidak ada (uang seribu), Nyong. Biar saja, tak usah kembalian seribu itu,” ujar pengendara motor ini sambil menyaksikan petugas pos parkir ini menempelkan kartu uang elektronik ke mesin portal pos parkir, dan sedetik kemudian palang portal parkirnya terangkat.
Berikutnya giliran saya akan keluar pos parkir. Sudah menyediakan selembar uang Rp5.000 dan selembar Rp1.000. Berharap ‘nasib’ sama dengan bapak pengendara di depan saya. Tapi, setelah petugas pos parkir itu memindai karcis parkir saya, dia langsung bersuara: “Lima ribu, pak,” ujarnya. Dan saya pun langsung menyerahkan selembar uang Rp5.000. “Sorry, tangan kiri,” kata saya. Petugas ini langsung menempelkan kartu uang elektronik yang dipegangnya, dan palang portal terangkat.
Penggunaan uang elektronik atau e-money untuk pembayaran parkir kendaraan sebenarnya sudah menjadi bagian dari digitalisasi transaksi di Pelabuhan Manado, seperti yang diakui Kepala Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Manado Amrul Adriansyah.
“Sejak 2019 sudah ada beberapa layanan yang mengaplikasikan digitalitalisasi,” kata Amrul.
Hanya saja, berbagai layanan tersebut belum merupakan inti dari pengaplikasian digitalisasi transaksi jasa kepelabuhanan untuk Pelabuhan Manado.
Menurut Manajer PT Pelindo (Persero) Regional 4 Manado Nurlayla Arbie, digitalisasi transaksi di Pelabuhan Manado untuk awal akan diberlakukan untuk pass masuk penumpang dan pass masuk serta keluar barang.
“Sepanjang Desember 2024 ini kita sosialisasi dulu ke semua pihak, baik masyarakat maupun mitra kami di lingkungan pelabuhan ini. Nanti Januari 2025 baru diberlakukan,” ujarnya kepada wartawan.
Selain pass masuk dan keluar, sambung Nurlayla, pihaknya juga telah mendorong tenan dan para pedagang di lingkungan pelabuhan untuk mengaplikasikan transaksi digital. Seperti menyediakan mesin EDC (Electronic Data Capture) untuk pembayaran dengan kartu debit atau kredit serta pembayaran dengan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).
“Nanti di 2025 kita wajibkan seluruh tenan, bahkan penjual-penjual jajanan pentol di gerobak, pakai QRIS. Kami sudah koordinasi dengan bank-bank mitra,” ujarnya lagi.
Sebagai langkah awal, ungkap Nurlayla, akan dibagikan ke masyarakat pengguna jasa kepelabuhanan di Pelabuhan Manado 1.000 keping kartu uang elektronik dari empat bank. Yakni Brizzi dari BRI, TapCash (BNI), Mandiri e-money, dan Flazz (BCA).
“Pihak bank sangat antusias membantu rencana kami untuk digitalisasi transaksi ini,” kata Nurlayla.
“Tujuan kami dengan digitalisasi transaksi adalah untuk efektivitas dan efisiensi pelayanan, serta memudahkan transaksi mitra dan masyarakat pengguna jasa di sini,” tambahnya.
Seperti yang dialami oleh seorang penjual makanan di salah satu tenan. Dia sibuk mencari uang tukar untuk kembalian pembeli dagangannya.
“Pak, ada doi pas? Soalnya baru buka, blum ada doi sepulang (Pak, ada uang pas? Soalnya baru buka, belum ada uang kembalian,” tanya penjual nasi campur ini saat menerima uang selembar Rp100.000.
“Hmmm, pa Tanta dang… mobajual kwa ndak sadia doi sepulang (Hmmm, bagaimana sih bu… mau jualan tapi tidak sediakan uang kembalian),” gumam bapak muda tanpa terdengar oleh si ibu. “Atau, boleh pake kartu? Atau QRIS?” tanya si bapak. “Yah, ndak ada, pak,” jawabnya sambil keluar warungnya menuju warung lain untuk menukar uang lebih kecil sebagai kembalian, sementara beberapa orang antre untuk memesan makanan di warungnya.(bahtin)