TOMOHON—Debat Publik Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon sangat menarik. Terutama ketika Calon Wali Kota Tomohon nomor urut 1 Miky Wenur melontarkan pertanyaan kepada calon wali kota nomor urut 3 Caroll Senduk soal pemberhentian pala, meweteng, kader, serta penonjoban jabatan ASN tanpa pemberitahuan.
Saat mendapat pertanyaan tersebut. Caroll kelimpungan, hingga menganggap pertanyaan tersebut tidak sesuai tema atau konteks debat. Moderator Reidy Sumual mengatakan bahwa pertanyaan tersebut tidak di luar konteks dan diminta agar wali kota menjawabnya.
Ternyata, jawaban yang diberikan Caroll di luar dugaan karena Ketua DPC PDIP Tomohon ini mengatakan tidak ada penggantian. Malah bertanya siapa yang diganti. Padahal, belakangan banyak terjadi pemberhentian pala, meweteng, kader, serta penonjoban ASN yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu.
Jawaban tersebut sontak membuat suasana ruang debat menjadi riuh. ‘’Siapa yang diganti? Kalau ada penggantian tentu kinerja tidak baik, bukan masalah politik, suka atau tidak suka. Di pemerintahan ada aturan main, bukan asal diberhentikan,’’ kata Caroll seraya mengatakan Miky Wenur sebagai mmantan anggota DPRD tentunya tahu mekanismenya.
Menanggapi jawaban Caroll, Miky mengatakan, sejak Tomohon ada, dirinya menjadi anggta DPRD. Dan, baru pemerintahan Caroll Senduk ada pemberhentian pala, meweteng, kader yang tanpa pemberitahuan.
‘’Kalau ditanya siapa yang diganti, ada saksinya. Dan, jika diberhentikan, tentunya ada teguran atau pemberitahuan,’’ kata Miky Wenur.
Pertanyaan Miky itu sendiri berangkat dari visi misi Caroll-Sendy yakni menjadikan Tomohon sebagai Kota Religius. Kemudian Pelaksanaan Pemerintahan Bersih, Akuntabel, Transparan.
Sementara tema debat publik kedua adalah Ketahanan Sosial, Pelestarian Budaya, Pengelolaan Sumber Daya Alam, Hortikultura, Pelestarian Lingkungan, dan Perubahan Iklim.
Apa hubungan tema dengan pemberhentian pala, meweteng dan kader? Itu berhubungan dengan tema ketahanan sosial, yakni bagaimana masyarakat menghadapi apa yang menimpanya, seperti diberhentikan dari suatu pekerjaan yang menjadi tumpuan hidup.
Jika diperkenankan Tuhan dan dipercayakan rakyat memimpin Kota Tomohon, Miky-Cherly akan mengedepankan transparansi, tidak akan melakukan pemberhentian karena perbedaan warna politik. ”Jika ada yang kinerja buruk, tentunya terlebih dahulu dilakukan pembinaan,” tukas Miky Wenur dan Cherly Mantiri . (red)