Scroll untuk baca berita terbaru
Example 325x300
325x300
PemerintahanPolitikSangihe

Di Tangan JEG, Sangihe Punya Program Inovatif yang Berhasil Raih DID Rp43 M

1012
×

Di Tangan JEG, Sangihe Punya Program Inovatif yang Berhasil Raih DID Rp43 M

Sebarkan artikel ini

SANGIHE, gosulut.com – Kabupaten Kepulauan Sangihe pernah mencatat prestasi melalui suntikan dana segar sebesar Rp 43 miliar dari Dana Insentif Daerah (DID). Pemasukan ini berkat program inovatif yang digagas Jabes Ezar Gaghana (JEG) saat jadi Bupati Sangihe lalu. Program yang mendapatkan pengakuan dari pemerintah pusat ini dikenal dengan nama “Dua Hari Tanpa Makan Nasi” dan “Medaseng”.
Program “Dua Hari Tanpa Makan Nasi” bertujuan mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras dengan mendorong konsumsi bahan pokok alternatif, seperti sagu dan umbi-umbian. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk diversifikasi pangan, tetapi juga mendorong perputaran ekonomi di kalangan petani lokal.
“Dengan adanya program ini, para petani di Sangihe mendapatkan manfaat ekonomi karena produk mereka menjadi lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat,” kata JEG.
Namun setelah masa kepemimpinan JEG berakhir, program tersebut tidak lagi dilanjutkan. Hal ini menimbulkan pertanyaan terkait keberlanjutan inovasi daerah dan dampaknya bagi Kabupaten Kepulauan Sangihe. Tidak adanya kelanjutan program ini turut berkontribusi pada menurunnya pendapatan daerah, yang pada akhirnya menyebabkan kabupaten ini tidak lagi menerima Dana Insentif Daerah dari pemerintah pusat.
Lebih jauh lagi, ketiadaan program inovatif tersebut dianggap sebagai salah satu indikator terjadinya defisit anggaran di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kondisi ini memperlihatkan betapa pentingnya kesinambungan kebijakan, terutama yang berhubungan dengan pengembangan ekonomi lokal dan inovasi daerah.
Sebelum program “Dua Hari Tanpa Makan Nasi” dilaksanakan, sempat muncul banyak kritik dari masyarakat. Beberapa pihak menyebut program ini tidak akan berhasil dan bahkan berisiko terhadap kesehatan, seperti menyebabkan gangguan lambung.
Kritikan tersebut dijawab oleh Gaghana dengan berhasil mendapatkan dana insentif dari pemerintah pusat yang digunakan untuk membangun daerah. (d’frendy)