Bisnis dan EkonomiInfrastrukturManadoNasionalPemerintahanSulut

Hanya Perapihan, Pembangunan MBW 2 Tidak Merubah Kondisi Eksisting

1460
×

Hanya Perapihan, Pembangunan MBW 2 Tidak Merubah Kondisi Eksisting

Sebarkan artikel ini
Situasi pembangunan tambatan perahu dan menara pandang sisi timur. Tampak pohon mangrove berada di belakang bangunan pemecah ombak

MANADO, gosulut.com – Pembangunan kawasan Malalayang Beach Walk (MBW) 2 masih terus digenjot. Pekerjaan proyek direktif atau ‘perintah’ Presiden Joko Widodo tersebut, tidak merubah kondisi yang sudah eksisting sebelumnya.
Pantauan gosulut.com, seperti pohon mangrove yang berada di depan bangunan menara pandang sisi timur masih dipertahankan. Padahal, tanaman, yang biasanya, sebagai penahan ombak tersebut sudah mepet di bangunan pemecah ombak. Demikian juga pohon-pohon peneduh seperti ketapang yang tumbuh di bagian tengah proyek tersebut tetap dipertahankan.
“Kami hanya melakukan perapihan. Misalnya pohon-pohon ketapang ini, cabangnya yang sudah menjulur ke bawah dipangkas karena membahayakan. Juga dipasangi lampu strip agar lebih estetik di malam hari,” ungkap Yobelino Legi, PPK Pengembangan Prasarana Permukiman Balai Pelaksanaan Prasarana Wilayah (BPPW) Sulut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yang ditemui di lokasi.
“Begitu juga dengan mangrove. Bangunan yang didesain awal kena di tanaman itu harus kami geser agar tidak mengganggu pertumbuhannya. Kalau pun ada yang tersentuh, semata-mata hanya perapihan karena ada cabang yang sudah mati yang terpaksa dipangkas. Sekali lagi, kami tidak menghilangkan apa-apa yang sudah eksisting di lokasi ini,” tukasnya.

KTU BPPW Sulut Betty Helena melakukan pemantauan dan koordinasi lapangan di lokasi pembangunan, Rabu (2/10/2024) sore. Tampak bangunan wedding chapel.

Perapihan juga, tambahnya, meliputi antara lain bangunan pemecah ombak dibuatkan jalan, dipasangi lampu taman, serta kursi taman. “Supaya ada spot foto yang lebih layak dan estetik yang berhadapan langsung dengan laut,” katanya.
Ada juga tempat turun speedboat dan peralatan untuk menyelam di bagian barat. Begitu juga dengan tempat parkir perahu nelayan yang berada di bawah menara pandang sisi timur. Lokasinya berada di belakang pemecah ombak.
“Bangunannya dibuat agar perahu boleh parkir sampai di atas dermaga bila kemungkinan ada ombak besar,” ungkap Legi.
Pantauan gosulut.com juga, meski seluruh bangunan sudah selesai strukturnya, namun pekerjaan arsitektur dan finishing masih dalam penyelesaian.
Dari lima bangunan untuk kios makanan dan restoran, tersisa restoran yang sedang dalam penyelesaian. Tampak pekerjaan atap dan lantai sedang berlangsung. Begitu juga bangunan wedding chapel sedang pekerjaan plafon dan persiapan pemasangan dinding kaca. Sedangkan amphi teather di sisi timur, dan tambatan perahu masih dalam tahap pekerjaan struktur.
“Waktunya masih diperpanjang karena memang belum selesai. Sampai akhir Oktober,” katanya.(arz)