SIAU, gosulut.com – Dalam rangka memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) menggelar sejumlah kegiatan perlombaan yang melibatkan partisipasi masyarakat, termasuk pelajar.
Salah satu lomba yang menarik perhatian adalah Lomba Pemotongan Kue Adat Tamo, yang diikuti oleh siswa-siswi tingkat SMP dan SMA se-Kabupaten Sitaro.
Kegiatan yang dilaksanakan di Lobi Kantor Bupati Sitaro ini bertujuan untuk melestarikan dan memperkenalkan kembali tradisi dan budaya daerah kepada generasi muda. Kue adat Tamo, yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, menjadi simbol kebersamaan dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Lomba ini disambut antusias oleh para peserta, yang dengan penuh semangat menampilkan keterampilan mereka dalam memotong dan menyajikan kue Tamo sesuai dengan tradisi yang telah diajarkan.
Selain sebagai ajang kompetisi, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi bagi para pelajar untuk lebih mengenal budaya dan tradisi daerahnya.
Ketua Majelis Pemangku Adat Daerah (MPAD) Sitaro, Semuel E Raule menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan panitia yang telah berpartisipasi dalam lomba ini.
“Lomba Pemotongan Kue Adat Tamo bukan hanya sekadar perlombaan, tetapi juga upaya kita untuk melestarikan budaya dan tradisi daerah. Generasi muda harus mengenal dan mencintai warisan budaya mereka,” ujar Raule.
Perlombaan ini menjadi salah satu rangkaian dari berbagai kegiatan yang digelar oleh Pemerintah Daerah Sitaro untuk menyambut HUT ke-79 Kemerdekaan RI. Selain lomba pemotongan kue, berbagai perlombaan lain seperti olahraga tradisional dan lomba seni budaya juga turut memeriahkan suasana peringatan kemerdekaan di Kabupaten Sitaro.
Dengan diadakannya lomba ini, diharapkan generasi muda Sitaro tidak hanya memiliki pengetahuan akademis, tetapi juga memahami dan menghargai nilai-nilai budaya yang ada di sekitarnya. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat kemerdekaan dapat dirayakan dengan cara-cara yang mengedukasi sekaligus melestarikan warisan leluhur.(stg/red)
