SANGIHE – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kepulauan Sangihe, melalui Tim percepatan penanggulangan stunting yang diketuai Sekertaris Daerah, Harry Wolff, bersama dengan Tim Dinas Kesehatan dan Dinas Teknis Lainnya pada 28 Mei 2024, diundang oleh Tim Penilai Tingkat Provinsi Sulawesi Utara, guna evaluasi sejauh mana kinerja terkait upayah percepatan penurunan stunting.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Handry Pasandaran, kepada Gosulut.com diselah-selah Rapat Koordinasi Bersama Pj Bupati Sangihe dengan sejumlah Kepala OPD di Kantor Bupati, Selasa (04/06/2024)
Menurut Pasandaran, berdasarkan hasil survey kesehatan indonesia pada tahun 2023 kemarin, posisi Kabupaten Sangihe ada di urutan ke – 4 terbaik se Sulawesi Utara dari 15 Kabupaten Kota terhadap penanggulangan stunting.
“Untuk posisi pertama Kota Tomohon 10,5%, urutan ke dua, kabupaten Minahasa Utara, 10,9%, ke tiga Minahasa Tenggara 15,0% dan ke empat terbaik Kabupaten Sangihe 19.0%,”tutur Pasandaran
Diakui Pasandaran, memang dari segi akumulatif Kabupaten Sangihe mengalami kenaikan 0,5%, namun angka ini jauh dibawah Provinsi dan Nasional.
“Untuk tahun 2024, kami berupayah anak-anak stunting makin hari dapat berkurang dengan 8 aksi konfergensi yang dilaksanakan secara bersama bukan hanya Dinas Kesehatan dan jajaran, namun dibantu juga oleh Dinas teknis lainnya seperti Dinas Ketahangan Pangan, Dinas PUPR, Dinas Sosial dan Bapelitbang,”ujar Pasandaran
Lanjut Pasandaran, Anak Stunting bukan karena masalah kesehatan, namun juga disebabkan oleh asupan gizi, faktor ekonomi yang tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok bagi anak. Jadi mengatasi stunting ini juga perlu mengatasi semua hal.
“Jadi sangat perlu asupan gizi, makanan tambahan pendamping asi, makanan tambahan bagi anak balita, makanan tambahan bagi ibu hamil yang tujuannya menambah gizi anak sehingga makin bertumbuh dengan sehat,”beber eks Direktur RSUD Liun Kendage Tahuna.
Untuk target tahun 2024 tambah Pasandaran, Kabupaten Sangihe menargetkan angka 14% Nasional, karena sekarang ada di angka 19% dan semoga dapat terealisasi.
“Kami berharap, untuk remaja putri atau calon ibu agar tetap menjaga asupan gizi. Jika dalam kondisi hamil sebisa mungkin minimal enam kali melakukan pemeriksaan ke posyandu, atau ke puskesmas dan Rumah Sakit sehingga kontrol kesehatan bagi calon anak hingga anak usia 2 tahun benar-benar terjada,”imbuh Pasandaran. (d’frendy)