MANADO – Forum Pekerjaan Ramah Lingkungan (Green Job Forum) digelar selama tiga hari, 26-28 September, di Manado. Program yang digelar oleh International Labour Organization (ILO) dan para mitranya, ini mempromosikan pariwisata berkelanjutan di Sulawesi Utara yang melestarikan lingkungan, mendukung mata pencarian lokal, dan mempromosikan praktik-praktik yang bertanggung jawab.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey dalam sambutan pembukaan, menekankan pentingnya sektor pariwisata bagi Provinsi Sulut. Pariwisata Sulut, katanya, merupakan salah satu bintang pariwisata yang sedang naik daun di tanah air dengan pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 600 persen, dan berkontribusi penting terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Sektor pariwisata merupakan sektor unggulan di provinsi ini. Sektor ini berperan penting dalam memperluas kesempatan kerja melalui pekerjaan yang hijau dan biru yang ramah lingkungan dan kelautan yang memperhatikan kelestarian lingkungan dan konversi sumber daya alam. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk mendukung pengembangan pariwisata berkualitas dan kami telah mengembangkan inisiatif lokal untuk mendukung transisi menuju ekonomi hijau dan biru,” ujarnya.
Sulut dikenal sebagai provinsi yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati untuk flora dan fauna, baik cadangan darat maupun laut. Cagar Biosfer Minahasa Bunaken Tangkoko, misalnya, terletak di jantung Segitiga Terumbu Karang Indo-Pasifik; sedangkan Likupang di Kabupaten Minahasa Utara terpilih menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas Indonesia.
Turut hadir dalam pembukaan ini antara lain Deputi Bidang Perekonomian Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti, Ketua Tim Unit Pendukung Penilaian Dampak Mitigasi Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) Kusum Jaim, dan Michiko Miyamoto, Direktur ILO di Indonesia.
Gelaran yang diinisiasi oleh ILO ini bekerja sama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dengan dukungan dari Pemerintah Jepang dan Kemitraan PBB untuk Aksi Ekonomi Hijau (UN-PAGE). Temanya: “Transisi menuju Ekonomi Hijau dan Biru: Belajar dari Sulawesi Utara”. Forum ini juga dilaksanakan melalui koordinasi dengan Konvensi UNEP tentang Keanekaragaman Hayati (CBD) dan Pusat Keanekaragaman Hayati ASEAN (ACB).
Forum ini bertujuan untuk membangun sistem yang layak secara ekonomi dan ekologis yang memberikan masyarakat lokal peluang untuk mendapatkan penghidupan yang berkelanjutan dan pekerjaan yang layak, melindungi lingkungan, menyoroti penawaran wisata unik seperti homestay di desa dan dalam prosesnya menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan di sektor pariwisata yang sedang berkembang. Forum ini juga bertujuan untuk mendorong transisi menuju ekonomi hijau dan biru rendah karbon.
Sementara Michiko Miyamoto, menyoroti besarnya peluang kerja yang dapat diciptakan oleh sektor pariwisata. Ia juga menekankan pentingnya peran pariwisata untuk mendorong keterlibatan masyarakat, memberdayakan masyarakat lokal, dan melestarikan pengetahuan tradisional.
“ILO sangat senang dengan Forum bersama yang kami selenggarakan dengan kementerian dan mitra terkait untuk fokus pada konservasi keanekaragaman hayati, penciptaan lapangan kerja yang ramah lingkungan, dan percepatan transisi hijau dan biru yang mengarah pada pembangunan ekonomi dan mata pencarian lokal yang berkelanjutan. Kami berharap dapat terus meningkatkan dan memperkuat kolaborasi, berbagi pengetahuan, dan pendekatan inovatif di antara para pemangku kepentingan terkait,” ujarnya.
Selama tiga hari, Forum ini membahas isu-isu yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan sejalan dengan pekerjaan ramah lingkungan dan keterkaitan antara ekonomi hijau dan biru dengan komunitas lokal, industri pariwisata dan cagar alam. Forum ini juga mengaji pembangunan ekonomi lokal, perlindungan keanekaragaman hayati dan pertukaran pengetahuan dan diakhiri dengan menentukan cara untuk bergerak maju melalui pengembangan kemitraan untuk inisiatif keanekaragaman hayati dan lapangan kerja, pengembangan keterampilan dan promosi pendekatan pariwisata berkelanjutan dan inklusif.
Melalui program UN-PAGE, ILO bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang dampak transisi hijau terhadap lapangan kerja dan mengatasi kesenjangan pengetahuan dalam perekonomian nasional untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan mempromosikan Pekerjaan Ramah Lingkungan dan Transisi yang Adil di negara ini, sekaligus meningkatkan pembelajaran sejawat.(irz/red)