BeritaLingkunganNusa UtaraPemerintahanPublikSulut

Cuaca Ekstrim, Transportasi Laut di Sangihe Lumpuh

69
×

Cuaca Ekstrim, Transportasi Laut di Sangihe Lumpuh

Sebarkan artikel ini
Pelabuhan Nusantara Tahuna diterjang gelombang akhir tahun lalu

SANGIHE – Cuaca buruk berupa gelombang tinggi dan angin kencang yang terjadi sejak 10 Januari 2023 membuat aktivitas transportasi laut di Kabupaten Sangihe lumpuh total. Buktinya  kapal yang diberangkatkan dari Pelabuhan Nusantara Tahuna harus berteduh di Pelabuhan Siau Kabupaten Sitaro.

Tinggi gelombang yang mencapai 2,5 Meter sampai 4 Meter diprediksi masih akan terjadi hingga 13 Januari 2023.

Hal ini dikatakan Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas ll B Tahuna Hopried Balirangen, SIP.MM ketika dikonfirmasi soal pemberangkatan kapal dari Pelabuhan Nusantara Tahuna.

“Jadi memang untuk 2 kapal yang berangkat harus defiasi di Pelabuhan Siau akibat gelombang tinggi,” ungkap Balirangen.

Dikatakan Balirangen, alasan keselamatan pelayaran juga menjadi penting sehingga kapal harus berteduh sampai situasinya lebih baik.

“Saya kira kan faktor keselamatan pelayaran itu penting sehingga kapal harus menepi, dan kalau dipaksa akan berbahaya. Tetapi sesuai informasi siang jam 12 salah satu kapal  sudah melanjutkan pelayaran ke Manado,” tambahnya, tadi sore.

Lanjutnya lagi, sebagai pemegang otoritas di Pelabuhan Tahuna, keselamatan pelayaran tentunya menjadi hal utama yang harus diperhatikan juga oleh penyedia jasa. Mengacu cuaca ekstrem yang  masih saja terjadi maka untuk pelayanan  kapal dari Tahuna-Manado baik kapal cepat maupun kapal malam mulai 11 Januari dihentikan sementara dengan melihat perubahan cuaca.

“Jadi untuk hari ini tidak ada pelayaran kapal, dan ke depan tentunya melihat perubahan cuaca jika memungkinkan,” jelasnya.

Selain menunda keberangkatan kapal penumpang pihak KUPP juga melarang dan mengimbau masyarakat nelayan agar tidak nekat melaut. Menurut Balirangen selama tidak ada perubahan atau kondisi cuaca belum membaik pihak KUPP tidak mengeluarkan ijin terutama bagi kapal nelayan.

“Saya mengimbau masyarakat tetap memperhatikan cuaca terutama bagi masyarakat nelayan agar tidak nekat melaut. Dan pastinya pihak KUPP tidak mengeluarkan ijin,” tukasnya.

Dia menambahkan, dampak cuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Sangihe juga merusak fasilitas publik berupa pelabuhan di Kampung Lipang yang diperkirakan persentase kerusakan di atas 50 persen. Terkait hal itupun KUPP telah menyampaikan secara berjenjang ke Pemerintah Propinsi dan Pusat.(one)