JAKARTA – Anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas Fossil Free dan Climate Rangers di berbagai kota di Indonesia melakukan aksi bersamaan menyambut HUT BNI ke-76. Aksi serentak dilakukan di Yogyakarta oleh Fossil Free Yogyakarta dan UGM, Surabaya oleh Climate Rangers Surabaya, Medan oleh Fossil Free Sumatera Utara dan Cirebon oleh Climate Rangers Cirebon. Sementara di Jakarta, aksi dilakukan oleh Climate Rangers Jakarta, 350 Indonesia, Enter Nusantara, Yayasan Cerah, Extinction Rebellion Indonesia, BEM FH UI, BEM FMIPA UI, dan BEM IM FKM UI. Tuntutan anak-anak muda itu sama, BNI stop danai batu bara.
“Juli 2022, genap berusia 76 tahun. Sebuah usia yang seharusnya menjadikan bank milik pemerintah itu lebih bijaksana dalam penyaluran pinjamannya,” ujar Digital Campaigner 350 Indonesia Jeri Asmoro. “BNI harus menghentikan pendanaan ke batu bara, penyebab krisis iklim.”
BNI memang sudah menerbitkan Green Bond. Tapi menurut Jeri, itu bisa sekadar gimmick marketing bila tidak diiringi dengan penghentian pendanaan ke batu bara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gimmick adalah sesuatu berupa alat atau trik yang berguna untuk menarik perhatian dengan mengelabui pihak lain. “Bagaimana tidak, daya rusak batu bara sangat berbahaya, baik secara ekologis maupun sosial,” katanya. “Data International Energy Agency (IEA) memperkirakan tambang batu bara Indonesia menghasilkan 1,18 juta ton metana, yang setara dengan 101 juta ton CO2. Jumlah ini hampir dua kali lipat emisi CO2 Jakarta,” tambah Jerry.
“BNI harus sesegara mungkin menghentikan pendanaan ke batu bara. Krisis iklim berdampak multidimensi mulai dari lingkungan, ekonomi, sosial, sampai kesehatan. Maka, segera hentikan pendanaan ke batu bara atau BNI tidak bisa lagi merayakan ulang tahun nantinya,” ujar Ginanjar Ariyasuta dari Climate Rangers Jakarta.
“Dirgahayu BNI! Di usia yang baru, hari-hari Anda harusnya diisi rasa malu karena tidak berhenti berkontribusi dalam perusakan lingkungan dan iklim melalui pendanaan batu bara. Di usia yang baru, hari-hari Anda harusnya diisi rasa takut karena Anda telah menjadi katalisator kepunahan. BNI, stop gunakan uang kami untuk mematikan kami,” tegas Timothy Sambuaga dari BEM FH UI.
“Laporan terbaru IPCC membuktikan bahwa dampak krisis iklim tidak sekadar di depan mata, karena kini sudah terasa dampaknya di berbagai belahan dunia. Salah satu penyebabnya adalah masih bergantungnya bauran energi dunia pada energi fosil. Oleh sebab itu, transisi energi menuju energi bersih terbarukan menjadi prioritas utama yang harus disegerakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah dan swasta. Kami harap BNI selaku salah satu bank terbesar di Indonesia dapat dengan tegas menghentikan proyek PLTU dan energi fosil lainnya dan segera beralih ke energi terbarukan yang terbukti melimpah di Indonesia,” tambah Rafly Ruben dari BEM FMIPA UI.(red)