MANADO — Di tengah pandemi COVID-19 yang telah melemahkan seluruh sektor termasuk ekonomi, Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw masih bisa menjaga gairah investasi. Tercatat, sepanjang semester I (Januari-Juni) 2020 investasi di Sulut terealisasi sebesar Rp1,592 triliun atau 32 persen dari target BKPM RI (Rp5 triliun) dan 42 persen dari target RPJMD (Rp3,75 triliun).
“Seharusnya realisasinya lebih dari data yang ada sekarang, tapi banyak investor yang belum mengisi penambahan kegiatan investasi di sistem pelaporan,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Sulut, Fransiscus Manumpil, Senin lalu.
Mantan Karo Ekonomi itu menyebutkan lagi kegigihan Gubernur Olly dan Wagub Steven merawat kepercayaan investor jadi kunci investasi terus bergerak. Katanya, di tengah pembatasan seluruh aktivitas (sosial dan ekonomi) masyarakat, masih banyak investor yang menambah kegiatan investasinya.
“Kita di Dinas (PM-PTSP) terus didorong berinvonasi untuk memberikan kenyamanan bagi investor dalam melangsungkan kegiatan investasinya. Penguatan dari pimpinan membuat kami percaya bahwa investasi di Sulut akan terus bergairah,” katanya lagi.
Terkait penambahan kegiatan investasi, berdasarkan data yang di BKPM RI bahwa sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran yang mendominasi pertambahan kegiatan dengan nilai Rp542,28 miliar yang masuk dalam kategori Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Sementara di tempat ke-2 penyumbang penambahan investasi Semester I 2020 ini adalah sektor energi (listrik, gas, dan air) dengan nilai Rp541,27 miliar. Selanjutnya sektor pertambangan senilai Rp338,12 miliar. Kedua sektor ini merupakan Penanaman Modal Asing (PMA). Menurut data juga bahwa dari 15 kabupaten/kota di Sulut hanya 11 daerah yang ada kegiatan investasi (lihat grafis).
Kepala Bidang Pengendalian Investasi DPM-PTSP Sulut Rolly Karamoj menyebutkan tambahan investasi sebesar Rp1,592 triliun itu terdiri dari PMDN Rp679,862 miliar (235 proyek) dan PMA Rp913,014 miliar (159 proyek).
“Tambahan kegiatan yang menjadi perhitungan penambahan investasi itu meliputi seluruh kegiatan. Misalnya, ada tambahan komputer, genset, meja-kursi, dan lainnya. Harus dicatat sebagai tambahan kegiatan investasi karena itu menunjang kegiatan investasi perusahaan,” ujar Karamoj.
Dirincikan juga realisasi investasi PMA dan PMDN berdasarkan sektor dan daerah investasi dalam urutan tiga teratas. Yakni PMA ada 159 proyek dengan total investasi senilai Rp913,014 miliar. Berdasarkan sektor usaha terdapat tiga besar yang menyumbang nilai realisasi investasi. Yakni energi (Listrik, Gas dan Air) sebesar Rp539,118 miliar, Pertambangan Rp317,075 miliar, dan Industri Makanan Rp29,655 miliar.
Berdasarkan lokasi proyek yang tersebar di kabupaten/kota, tiga besar yang menyumbang nilai realisasi investasi adalah Kabupaten Minut Rp824,632 miliar, Kabupaten Minsel Rp61,805 miliar, dan Kota Bitung Rp17,856 miliar.
PMDN secara keseluruhan terdapat 235 proyek dengan total investasi senilai Rp679,862 miliar. Berdasarkan sektor usaha, Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran menempati posisi teratas dengan nilai investasi sebesar Rp542,228 miliar, Perdagangan dan Reparasi sebesar Rp38,392 miliar, dan Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi sebesar Rp27,329 miliar.
Berdasarkan lokasi proyek yang tersebar di kabupaten/kota, Kota Manado menempati posisi teratas dengan nilai investasi sebesar Rp332,623 miliar, Minahasa Utara sebesar Rp275,351 miliar, dan ketiga adalah Kabupaten Bolmong sebesar Rp20,736 miliar.(red)