MANADO — Jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Sulut terus bertambah. Pada Rabu (27/05/2020) kemarin diinformasikan oleh Gugus Tugas COVID-19 Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), terdapat tambahan 17 pasien positif. Sehingga total kasus menjadi 280.
Dijelaskan Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 dr Steaven Dandel bahwa dari 17 pasien yang terkonfirmasi positif empat di antaranya telah meninggal dunia sebelum hasil swab keluar kemarin.
Fakta ini juga yang cukup mengkhawatirkan sejak Selasa (26/05/2020) terjadi peningkatan kasus meninggal, sebanyak tujuh orang. Sebagian besar kasus meninggal saat pasien masih dalam status pasien dalam pengawasan.
Sementara yang sudah sembuh, menurut dr Steaven Dandel, ada dua pasien. Pasien ini hasil swab-nya sudah dua kali menunjukkan negatif COVID-19.
“Yang sembuh hari ini ketambahan dua orang. Total yang sembuh 38 orang. Yakni pasien 72 asal Tomohon dan pasien 53 asal Boltim,” ujarnya saat konferensi video, tadi malam.
Total kumulatif pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Sulut sebanyak 281 orang. Dengan perincian 38 orang telah dinyatakan sembuh, 34 orang meninggal, dan 209 orang sementara menjalani perawatan di rumah sakit yang ada di Sulut.
Dijelaskan juga, selain pasien positif sebanyak 209 yang masih sementara dirawat, yang jadi perhatian juga adalah 172 pasien dalam pengawasan (PDP). Situasi ini membuat Gugus Tugas kerja keras untuk ketersediaan tempat tidur di ruang isolasi yang ada di rumah sakit rujukan bagi pasien.
Menurut dr Steaven Dandel Pemprov Sulut dan rumah-rumah sakit rujukan menyiapkan 350 tempat tidur di ruang isolasi, tetapi saat ini kapasitas tersebut telah ditingkatkan menjadi total 428 tempat tidur.
“Untuk ruang isolasi ada 428 (tempat) tidur ruang isolasi, yang terisi sudah kurang lebih 70 persen, sehingga cadangan sisa 30 persen,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Dandel menegaskan bahwa yang terpenting saat ini adalah menjaga agar ruang isolasi tidak sampai penuh, serta mengatur pergerakan pasien agar bisa menjamin terjadinya isolasi yang memadai.
“Untuk ventilator penggunaanya memang sangat terbatas untuk yang sudah kasus-kasus ARDS (Sindrom gawat napas akut). Kasus-kasus ini harus hati-hati sekali diberikan ventilator,” katanya.
Sikap hati-hati tersebut, menurut Dandel, berdasarkan data bahwa ketika pasien sudah dipakaikan ventilator, maka kemungkinan ke depannya kondisi pasien tersebut justru akan memburuk.
“Karena ada mekanisme yang memaksakan pasien bernapas, nah itu juga salah satu kontributor keberlanjutan pasien (untuk hidup) menjadi lebih kecil,” jelas Dandel.
Untuk menghindari ruang isolasi yang penuh, langkah yang diambil adalah dengan mempercepat kepastian status dari PDP yang telah berada di ruang isolasi. “Agar turn over dan lama perawatan dari pasien-pasien ini kemudian bisa diperpendek dan bisa diisi dengan PDP yang baru,” beber Dandel.
Gugus Tugas juga berharap dengan mulai dioperasikannya laboratorium PCR milik Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Manado dapat membantu pemeriksaan sampel swab dari PDP dan hasil rapid test yang reaktif.
“Kapasitas laboratorium PCR kita akan meningkat, minimal dua kali lipat. Sehingga kita berharap deadlock hasil-hasil laboratorium ini kemudian akan menjadi berkurang, dan waktu tunggu hasil juga berkurang agar data-data epidemiologi semakin konstan masuk ke Gugus Tugas,” ujar Dandel.(red)
RINCIAN KE-17 PASIEN POSITIF COVID-19 SULUT
Status: Rabu, 27 Mei 2020
- Pasien 265: Perempuan, 81 asal Manado, sebelumnya merupakan pasien dalam pengawasan (PDP) di rumah sakit (RS) yang ada di Manado.
- Pasien 266: Laki-laki, 43, asal Manado, diperiksa swab karena rapid test-nya reaktif.
- Pasien 267: Perempuan, 66, asal Manado, sebelumnya merupakan PDP di RS yang ada di Manado.
- Pasien 268: Perempuan, 56, asal Manado, sebelumnya merupakan PDP di RS.
- Pasien 269: Perempuan, 45, asal Minahasa, sebelumnya merupakan PDP di RS yang ada di Tomohon, pelaku perjalanan bolak balik antara Minahasa dan Manado, pekerjaannya adalah berdagang.
- Pasien 270: Perempuan, 66, asal Manado, tidak ada riwayat perjalanan, sebelumnya merupakan PDP di salah satu RS yang ada di Manado.
- Pasien 271: Laki-laki, 55, asal Tomohon, merupakan kontak erat resiko tinggi (KERT) dari Pasien 156.
- Pasien 272: Perempuan, 62, asal Manado, sebelumnya merupakan PDP di salah satu RS yang ada di Manado, merupakan bagian pelaku di pusat perdagangan yang menjadi salah satu Cluster di Kota Manado.
- Pasien 273: Laki-laki, 51, asal Minahasa, sebelumnya merupakan PDP di salah satu RS yang ada di Manado, telah meninggal pada 15 Mei 2020 lalu.
- Pasien 274: Perempuan, 48, asal Manado, merupakan KERT dari Pasien 74.
- Pasien 275: Laki-laki, 28, asal Manado, diperiksa swab karena hasil rapid test yang reaktif.
- Pasien 276: Perempuan, 40, asal Manado, sebelumnya merupakan orang dalam pemantauan (ODP) di salah satu RS.
- Pasien 277: Laki-laki, 55, asal Manado, sebelumnya merupakan PDP di salah satu RS yang ada di Manado, telah meninggal pada 13 Mei 2020 lalu karena Pneumonia.
- Pasien 278: Laki-laki, 36, asal Minut, diperiksa swab karena hasil rapid test yang reaktif.
- Pasien 279: Laki-laki, 65, asal Mitra, adalah PDP telah meninggal pada 17 Mei 2020 lalu dengan komorbid atau penyakit penyerta tumor paru.
- Pasien 280: Perempuan, 52, asal Manado, sebelumnya merupakan PDP di salah satu RS yang ada di Manado, telah meninggal pada 17 Mei 2020 lalu dengan penyakit penyerta hepatitis.
- Pasien 281: Perempuan, 56, asal Manado, sebelumnya merupakan PDP di salah satu RS yang ada di Manado.