TANAWANGKO — Rangkaian Hari Air Dunia (World Water Day) XXVIII Tahun 2020 mulai diperingati jajaran Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) 1 Sulut. Diawali dengan agenda pelepasan benih ikan dan penanaman pohon di kawasan Embung Tanawangko, Minahasa, Jumat (13/03/2020).
Sesuai dengan tema yang diusung oleh Hari Air Dunia tahun ini adalah “Water and Climate Change” yang diaplikasikan ke dalam tema nasional yaitu “Ketahanan Air dan Tantangan Perubahan Iklim”. Kepala BWSS 1 Sulut M. Silachoeddin dalam sambutannya mengatakan perubahan iklim yang telah menjadi salah satu faktor masalah lingkungan hidup dunia dan mengancam kelanjutan sistem penyangga kehidupan di bumi, salah satunya dengan berkurangnya ketersediaan sumber daya air untuk kelangsungan hidup.
“Makanya perawatan lingkungan merupakan bagian penting dalam mengusahakan dan mengelola sumber air. Di sisi lain perlakuan kita terhadap lingkungan akan meresonansi perlakuan lingkungan terhadap kita,” katanya.
Terjadinya perubahan ketersediaan air di Bumi merupakan satu konsekuensi nyata dalam kehidupan sehari-hari yang harus dipertimbangkan sebagai akibat perubahan iklim. Sumber air sekarang ini terkesan kehilangan tingkat keandalannnya dalam mendukung ketahanan air bagi masyarakat. Hal ini tergambar dengan semakin seringnya terjadi permasalahan terkait sumber daya air hampir di seluruh wilayah Indonesia.
“Salah satu solusi yang harus diupayakan adalah dengan lebih meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi Sistem Informasi Sumber Daya Air dengan instansi lainnya sesuai dengan salah satu tujuan dalam pengelolaan sumber daya air terpadu,” ujarnya. “Jangan meninggalkan air mata untuk anak cucu kita, tetapi tinggalkanlah mata air untuk keberlangsungan hidup mereka,” ungkap Silachoeddin.
Pemilihan lokasi Embung Tanawangko karena fasilitas tersebut menjadi lokasi untuk konservasi air bagi masyarakat sekitar. Embung Tanawangko dibangun dengan tinggi mercu 7 meter, yang mampu menampung 54.000 m3 air, dengan luas area genangan 1,49 Ha yang difungsikan untuk konservasi air, dan pariwisata.
“Fungsinya juga untuk penyediaan air baku serta sebagai pengendali banjir,” kata Silachoeddin.
Penebaran benih ikan itu melibatkan ASN BWSS 1, pemerintah setempat, serta mitra kerja strategis BWSS 1. Untuk benih ikan hasil kerja sama dengan Balai Benih Ikan Air Tawar Tatelu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan bibit pohon untuk penghijauan disediakan BP-DASHL Tondano Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).(**)