MANADO — Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara terus memperbanyak destinasi wisata untuk melayani kunjungan wisatawan yang kian meningkat. Sebagai wilayah yang memiliki banyak potensi wisata alam, Pemprov Sulut juga mengoptimalkan areal hutan untuk lokasi wisata.
Kepala Dinas Kehutanan Daerah Sulut Marhaen Roy Tumiwa mengatakan ada tiga kawasan hutan yang dijadikan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK), termasuk tujuan wisata. Yakni Kebun Raya Megawati Soekarnoputri Ratatotok Minahasa Tenggara, Taman Hutan Raya H.V. Worang Gunung Tumpa Manado, dan kawasan hutan Gunung Mahawu Tomohon.
“Ketiga destinasi sudah ada pembangunan sarana dan prasarana pendukung. Terutama adalah jalan akses. Selain itu spot-spot untuk foto,” kata Tumiwa.
Diperoleh informasi, untuk Kebun Raya Megawati Soakernoputri telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.175/Menhut–II/2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) untuk Hutan Penelitian, Pengembangan dan Pendidikan Lingkungan. Kebun raya ini masuk pada kawasan hutan produksi terbatas (HPT) eks tambang Newmont Minahasa Raya (NMR) seluas sekitar 221 hektare.
Di Hutan Raya Megawati Ratatotok ini telah dibangun fasilitas yang jadi ikon areal tersebut. Pembangunan dilaksanakan oleh Kementerian PUPR melalui Ditjen Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) sejak 2018, dan akan dilanjutkan 2020 ini.
Sedangkan di Gunung Tumpa, Pemprov Sulut telah memperbaiki jalan akses serta penataan lokasi di zona budidaya (pemanfaatan). Tahura Gunung Tumpa seluas 215 hektare itu juga masih mempertahankan areal zona inti sebagai fungsi konservasi. Selain untuk pariwisata, Gunung Tumpa juga jadi obyek penelitian (pendidikan) dan religi.
“Sudah tersohor seantero Indonesia dan sejumlah negara bahwa Gunung Tumpa jadi lokasi paralayang kelas internasional,” katanya.
Demikian pula dengan Gunung Mahawu yang sudah lebih dulu dikenal para pecinta alam, khususnya pendaki gunung, kawasan itu yang identik dengan kawah gunung berapi stratovolcano itu telah menghadirkan sejumlah obyek wisata.
Di Mahawu yang menampilkan juga pemandangan perkebunan hortikultura di Desa Rurukan, telah menjadi pilihan paket wisata highland di Sulut. Belum lagi ditunjang oleh destinasi-destinasi di Desa Rurukan. Sehingga Pemprov telah merencanakan pembangunan akses jalan yang lebih representatif.
“Dinas PUPR membangun jalan, Dinas Pariwisata menghadirkan sarana pendukung seperti toilet, dan juga Pemkot Tomohon. Yang pasti, Pemprov akan memperkuat Mahawu sebagai ikon wisata alam,” ujarnya.
Pengembangan kawasan hutan dengan tujuan khusus, termasuk tujuan wisata, ditujukan pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi. Sebab, akan tumbuh kegiatan ekonomi dengan aktivitas wisata tersebut.
“Kebun raya dan Tahura diharapkan dapat menjadi magnet pertumbuhan ekonomi masyarakat. Karena kehadirannya akan memberikan harapan baru pada tersedianya lapangan kerja baru, terutama untuk masyarakat setempat,” kata Tumiwa.(oio)