LIKUPANG — Indonesia saat ini memiliki 14 juta hektar lahan kritis yang tersebar di 17 ribu DAS. Lahan kritis ini harus dipulihkan dengan meningkatkan produktivitasnya melalui kegiatan penanaman dan membangun bangunan konservasi tanah dan air.
Demikian sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Sitti Nurbaya yang dibacakan Kadis Kehutanan Daerah Sulut Marhaen Roy Tumiwa mewakili Gubernur Olly Dondokambey dalam Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GNPDAS) 2019, di Desa Batu, Likupang Selatan, Minut, Selasa (17/12/2019) pagi.
“Kita maklum bahwa lahan berupa sumbedaya hutan, tanah, dan air merupakan modal utama bagi kesejahteraan bagi masyarakat dan generasi masa mendatang,” kata Menteri LHK dalam sambutan itu.
Disebutkan juga bahwa Presiden Joko Widodo telah berpedan agar seluruh daerah mengembangkan pembibitan melalui Kebun Bibit Desa (KBD) di sekitar lahan kritis di dalam dan sekitar hutan bersama masyarakat.
Kementerian LHK juga sedang menyiapkan Persemaian Modern dalam skala besar di calon ibu kota Negara, dan 4 kawasan strategis super prioritas pariwisata seperti Toba, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang.
Sementara Kadis Kehutanan Sulut dalam laporannya yang dibacakan perwakilan BPDASHL Sulut bahwa di Sulut sudah ada pembangunan Kebun Bibit Desa di Desa Batu dan Desa Werot, Kecamatan Likupang Selatan.
Dalam gerakan ini, di Sulut dilakukan penanaman tanaman produktif berupa durian 200 batang, langsat 200 batang, matoa 225 batang, rambutan 175 batang, sirsak 100 batang, dan jambu citra 100 batang. Sebelum hari pencanangan ini juga telah dilakukan penanaman di Desa Batu, beberapa jenis tanaman yang jumlahnya mencapai 2.750 batang.(**)