MANADO — HIV/AIDS masih menjadi momok bagi masyarakat. Khusus HIV/AIDS di Sulut, sejak 1997 hingga April 2019 sudah ada 3.226 penderita, dan yang telah meninggal sebanyak 328 orang. Demikian pula Narkoba, hampir tiap bulan ada saja kasus terungkap.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw saat membuka Rakor Penanggulangan HIV/ AIDS dan Narkoba, Kamis (5/12/2019), menyatakan Pemprov Sulut komitmen mewujudkan Sulut sebagai provinsi sehat.
“Karena itu, semua yang menjadi potensi membuat indeks kesehatan turun, termasuk HIV/AIDS dan peredaran Narkoba, langsung diberantas. Salah satunya adalah kegiatan rakor penanggulangan HIV/AIDS ini,” kata Kandouw.
Wagub menuturkan keseriusan Pemprov Sulut dalam memerangi HIV/AIDS dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.
“Pemerintah tidak bisa sendiri melakukan penanggulangan HIV/ AIDS, namun harus melibatkan semua pihak, termasuk organisasi keagamaan,” ujar Kandouw.
Sementara itu, data dari Dinas Kesehatan Daerah Sulut menyebutkan dari tahun 2015 – 2018 penderita HIV/AIDS terus mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan pertahun sebanyak 52 orang.
Penularan infeksi virus HIV/AIDS ini terbanyak karena heteroseksual, sedangkan faktor risiko terkecilnya adalah transfusi darah. Sedangkan penderita paling banyak dari golongan usia 20 hingga 29 tahun.
Meski demikian, pemerintah juga sudah mengantisipasi peningkatan status penderita dari HIV ke AIDS dengan menghadirkan sejumlah voluntary counselling and testing (VCT) 12 layanan perawatan dukungan, dan pengibatan (PDP). Dari sana penderita orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mendapatkan antiretroviral (ARV) untuk memperlambat pembiakan HIV ke AIDS.
Tentang untuk Narkoba, lebih lanjut Wagub menyebut, meskipun jumlah pengguna narkoba di Sulut menurun, tapi hal itu harus tetap diwaspadai karena penggunaan narkoba adalah salah satu penyebab penyebaran HIV/AIDS—jarum suntik—yang korbannya tersebar di berbagai kalangan
“Semua komponen masyarakat harus terlibat dalam penanggalan HIV AIDS dan narkoba. Karena efek dari kedua masalah kesehatan tersebut lebih parah dari pada bencana gempa bumi,” kunci Kandouw.
Rakor Penanggulangan HIV/ AIDS dan Narkoba turut dihadiri Karo Kesra Setdaprov Sulut dr. Kartika Devi Kandouw-Tanos MARS, perwakilan BNN Sulut dr. Reinne G. Wowiling MARS, Kabid P2P Dinkes Sulut dr. Steaven Dandel MPH, dan dokter ahli penyakit tropik dr. Agung Nugroho SPPD.(**)